Kalau dia nyadar kalau cewek berdress hitam yang lagi dia tunggu-tunggu itu
adalah gue a.k.a Ardina Rasti, berakhir sudah harkat dan martabat gue.
Sepertinya ini belum terlambat, gue harap lemari buku segede gaban ini bisa menyembunyikan posisi gue sekarang. Gue masih bisa kabur. Pintu keluar cuma beberapa senti dari sini, yang artinya gue masih punya kesempatan buat menghilang sebelum dia sadar sama keberadaan gue.
Shit! Ngapain dia tiba-tiba ngebalik dan ngeliat ke
sini. Damn it! Damn it! Damn it!
Dia nggak ngeliat gue kan? Tidak! Gue harap lirikan matanya itu cuman sekedar lewat aja.
Dia nggak ngeliat gue kan? Tidak! Gue harap lirikan matanya itu cuman sekedar lewat aja.
“Ada yang bisa dibantu, Bu?”
Selamatin gue!
Tanpa pikir panjang, dengan cepat langsung gue berusaha buat menyembunyikan diri di balik si mas-mas pustawakan yang gue yakin pasti bingung banget ngeliatin gerak-gerik gue yang kayak maling ketangkep basah.
Sebelum si mas-mas yang wangi parfumnya semerbak itu ngebalik ke gue, dengan langkah kaki yang besar-besar, gue berhasil menuju pintu keluar.
Ya sedikit lagi. Gue pasti bisa.
“Dina?”
Just kill me instead!
Hilang sudah harkat dan martabat gue.
Gue yakin dia sekarang pasti udah ada di belakang gue. Sama yakinnya gue kalau bau rokok samar-samar ini bukan dari si mas-mas yang gagal menyelamatkan gue tadi.
“Dina.”
Aduh. Harus ya dia berulang kali manggil nama gue?
Bener dugaan gue.
Dia ada persis di belakang gue dengan kemeja denim dan celana coklat seperti yang di bilang Mr. Right86. Mr. Right dari hongkong.
Sekarang dia yang gentian ngeliatin gue dari atas sampe bawah sampe akhirnya mukanya keliatan bingung sebingung-bingungnya.
“Lo Ms. Nerd 321?”
Sumpah. Hal pertama yang akan gue lakukan jika gue selamat dari insiden ini adalah menghapus ID alay di situs blind date itu.
**
Mungkin ini adalah pembalasan dari semua dosa-dosa gue.
Mungkin juga ini adalah wujud nyata dari doa-doa para selebriti yang pernah jadi korban gue, termasuk si Dira Lesmana ini.
Kami hanya diam. Gue yang sudah keburu malu, nggak berani lagi ngeliatin muka dia.
Akhirnya ubin lantai di bawah gue tiba-tiba menjadi menarik banget buat dipandangin. Dari ujung mata gue, beberapa kali gue lihat tangannya terangkat. Mungkin mijit-mijit kepala, pasti sama pusing dan bingungnya dengan gue sekarang.
Helaan
nafasnya terdengar lagi.
If only I can scream and ask him to stop doing that.
Dia nyadar nggak sih kalau suara tarikan nafasnya tuh annoying banget.
If only I can scream and ask him to stop doing that.
Dia nyadar nggak sih kalau suara tarikan nafasnya tuh annoying banget.
Toh, dia sendiri
yang inisiatif ngajakin duduk di salah satu pojok toko buku ini.
Apa maksudnya coba? Someone, please rescue me from this awkward silent.
Apa maksudnya coba? Someone, please rescue me from this awkward silent.
“Jadi ini project terbaru yang lagi lo kerjain?”
What? Project apaan coba?
Gue masih diam. Nggak ngerti sepenuhnya maksud pertanyaansi seleb baru tenar ini.
“Dina, Jawab pertanyaan gue. Gosip apa lagi soal gue yang mau lo tulis di kolom lo?”
What the hell!
“Lo kira gue tahu kalau lo itu Mr. Right86?”
Kok bisa Mr. Right86 turned out to be someone who is so wrong!
Dia keliatannya kaget dengan fakta yang baru gue sebutin.
“Jadi semua ini benar-benar kebetulan?”
Gue
ngangguk, berharap bisa secepat mungkin cabut dari tempat ini.
“Jadi semua yang kita obrolin via chat itu bener?”
Dia berhasil bikin gue ngangguk lagi. Gue terpaksa harus ngaku kalau si wanita galau yang suka cerita sama dia itu gue. Damn it!
“Lo serius soal mau kehidupan yang normal?”
“Memangnya lo, enggak?”
Rasanya gue pengen tepuk tangan untuk diri gue saat gue
berhasil ngumpulin keberanian buat nanya balik ke dia.
“Hidup gue sebelumnya normal sebelum artikel-artikel soal gue muncul di kolom lo.”
Okay. Doi bener. Ini memang yang namanya senajata makan tuan. Dari chat-chatnya selama ini sepertinya asumsi gue salah total. Selebriti cowok hot bermuka indo yang lagi booming yang gue gosipin gay karena iseng, sekarang akhirnya duduk di depan gue - blind date dengan cewek tulen.
Dia
tiba-tiba aja bangkit dari tempat duduknya. Badannya dicondongin ke arah gue.
Belum lagi sekarang, dia mandang gue dan kayaknya nggak ada niatan buat ngeliat ke arah lain.
Terpaksa, gue membalas tatapannya dia. Kenapa sekarang dia malah senyum-senyum nggak jelas gitu ke arah gue?
Belum lagi sekarang, dia mandang gue dan kayaknya nggak ada niatan buat ngeliat ke arah lain.
Terpaksa, gue membalas tatapannya dia. Kenapa sekarang dia malah senyum-senyum nggak jelas gitu ke arah gue?
“Ms. Nerd
321, jadi setelah ini kita tetep jadi nonton, kan?”
0 comments:
Post a Comment