[REVIEW] - Lily Bunga Terakhirku FILM

Akhirnya kebagian kesempatan juga untuk ikutan Gala Premier film Indonesia! Terima kasih panitia @film_lily untuk kesempatannya.







Pertama tahu film ini dari account twitter @film_lily yang cukup aktif  posting foto-foto teaser film ini. Foto dan gambar yang dipost datang bersama quote-quote berhasil banget bikin tambah penasaran. 
Sebelum bicara lebih lanjut soal film ini, boleh dilihat dulu trailernya.




Ceritanya tentang apa?

Cerita dimulai dengan disorotnya seorang ibu dan anak yang sedang bermain di taman bunga rumah mereka. Kemudian suatu hari, sang ibu didatangi oleh dua orang pria yang akhirnya memerkosa dan membunuh sang ibu di depan sang anak. Cerita berlanjut hingga sang anak beranjak dewasa. Sang anak bernama Tura, yang diperankan oleh Baim Wong tumbuh menjadi seorang petani bunga yang memasok bunga ke rumah bordil tempat Theresa, atau lebih dikenal dengan nama Lily, bekerja. Sejak pertemuan awal mereka, Lily mengingatkan Tura akan sang Ibu dan dari situlah Tura dengan segala kemampuannya berusaha melindungi Lily dengan cara apapun. Mau tahu caranya seperti apa? Penasaran? Silahkan ditonton filmnya segera!


Bagus?
Bagus! Jarang (atau mungkin tidak ada) film Indonesia yang digarap dengan tema dan cara seperti ini. Film ini mengangkat tema psychological thriller (bener ga ya istilahnya?) dengan baik dan berhasil membuat penonton ikut tegang sepanjang film. Banyak sekali hal yang patut diacungi jempol untuk Mas Indra Birowo dan para pemain yang menjadikan film berkesan.

Secara lebih detail, apanya yang bagus?

Genre yang segar
Lily Bunga Terakhirku menghadirkan suasana baru di tengah perfilman Indonesia yang lebih banyak mengangkat tema romansa, religi, dan juga tema-tema kepahlawanan. Dari scene pembuka, suasana mencekam dan mengerikan dibangun dengan baik. Perfilm'an Indonesia memang membutuhkan genre yang out of the box seperti ini untuk semakin mewarnai pilihan film-film yang ada.

Pemilihan cast yang tepat
Baim Wong berhasil membawakan tokoh Tura dengan sangat baik, terutama dalam scene klimaks cerita.... hiiiii.... seremmmm. Hahaha. Salvita Decorte dan Wulan Guritno juga memainkan peranannya dengan ciamik. Salah satu pemain yang cukup memorable adalah ade kecil yang menjadi Tura kecil. Aktingnya bagus sekali terutama saat ia ketakutan melihat apa yang terjadi kepada ibunya.



Jalan cerita yang cukup tidak tertebak
Awalnya saat menonton trailer dan juga melihat gambar-gambar yang disebarkan saya kira Tura akan menjadi psikopat yang "mengekang" Lily. Apalagi dengan adanya kata-kata "You're none's but mine". Namun ternyata film ini bukan tentang itu sepenuhnya. Beberapa scene seperti saat Lily mengetahui apa yang Tura lakukan lalu memilih diam berhasil membuat penonton penasaran dengan mau dibawa kemana cerita ini. Bagus. Hal tersebut membuat penonton semakin betah di tempat duduk.

Scene menegangkan.
Membayangkan Bunda melihat sendiri secara diam-diam apa yang dilakukan oleh Tura membuat penonton bergidik ngeriiiii... hiiiiii



Selain hal - hal yang disebutkan masih banyak sekali hal yang harus diacungi jempol. Sebelum film dimulai saya sempat bertanya-tanya, apakah karena Sutradaranya Mas Indra Birowo, yang merupakan comedian handal, maka akan ada humor-humornya sepanjang film? Namun jika dipikir-pikir, film jenis ini jika kebanyakan humor mungkin akan merusak mood menegangkan yang sudah dibangun. Ternyata dugaan saya salah. Film ini dikemas begitu baik. Ada humornya? Ada sedikit sekali dan jatuhnya benar-benar menghibur sesaat kemudian tegang lagi. Contohnya adalah adegan salah satu sasaran Tura memohon ampun. Lucu tapi porsinya pas kemudian tegang lagi.




Semuanya bagus?
Ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan untuk saya dan mungkin bisa dikembangkan lagi dengan lebih baik.

1. Alasan Tura mencekoki para korbannya racikan bunga Datura.
Sebenarnya tujuannya apa? Meskipun di akhir film diperlihatkan apa dampak meminum cairan ini, namun saya kurang mengerti mengapa saat Tura sudah akan melakukan "eksekusi" pada bunda, dia masih memaksa bunda meminum cairan bungan datura? Tujuannya untuk apa? Apakah menambah khasiat pupuk? :D

2. Scene kematian sang Ibu yang terlalu mengenaskan.
I'm sorry to say too much violence dan terlihat berantakan darahnya. Scene Roy dan juga Lily mengandung terlalu banyak kekerasan dan pukulan. Mungkin bisa diperhalus dan tidak harus ditunjukkan.


3. Make up wajah Lily pasca mengalami kekerasan
Warna terlalu ngejreng membuat kesan "real" kurang didapat.

4. Wajah dan rambut Lily yang terlihat "seadanya"
Sejak scene awal kemunculan Lily, karakter ini tidak terlalu mengambarkan sosok perempuan malam. Wajah Lily pucat sekali dan rambutnya selalu diikat ke atas seakan-akan asal dan tidak terawat, Sementara dalam film ini, Lily bisa dibilang merupakan bunga utama di rumah Bunda. Awalnya saya kira Lily akan dibuat sakit sehingga sengaja ditampilkan seperti itu namun ternyata tidak. Berbanding terbalik sekali dengan Bunda yang makeupnya sangat mendukung perannya sebagai pemilik rumah bordil. Lily seharusnya bisa ditampilkan lebih "nakal" dari segi make up dan tatanan rambut, kecuali jika memang Lily merupakan member baru di rumahnya Bunda. Wajah Lily di poster cantik sekali!


5. Jalan cerita yang sedikit membigungkan.
Saat Roy hilang seperti tidak ada yang berusaha mencari keberadaan Roy. Kemudian saat temannya Roy hilang, mulai gempar. Padahal seharusnya Roy dan temannya berasal dari kalangan yang sama namun kenapa berbeda sekali reaksinya yang ditunjukan orang-orang. Kemudian saat Lily bertanya pada Tura mengenai dimana keberadaan temannya Roy, Tura menjawab dengan menunjukkan pupuk. Adegan tersebut sangat mengejutkan dan mengerikan. Namun kemudian pada scene selanjutnya (tidak flashback), ternyata temannya Roy masih hidup.

5. Adegan bakar-bakaran yang kurang soft.
Mungkin animasi atau editingnya, scene pembakaran (terutama Bunda) terlihat agak kasar dan mengurangi ketegangan.

6. Ending yang sedikit terlalu cepat.
Mungkin penulis ini mengejutkan penonton dengan ending yang benar-benar tidak tertebak. Memang berhasil namun mood untuk menuju ke sana sepertinya belum terbangun dengan baik. Tidak ada simpati yang cukup baik untuk Tura maupun Lily karena semuanya terlalu cepat.


Kesimpulannya film ini patut sekali untuk ditonton. Terbukti kalau digarap dengan serius dan didukung dengan juga dengan totalitas para pemain. Sayang sekali jika melewatkan film ini di bioskop. Banyak sekali adegan-adegan yang menurut saya tidak akan lolos sensor untuk tayang di TV jadi sebaiknya segera nonton di bioskop selama masih ada kesempatan.

Film ini juga mengusung tema pengunaan hashtag #SebarkanBungaLily untuk semua postingan mengenai film ini. Dari hashtag itu bisa dilihat foto-foto press conference sampai dengan Gala Premiernya. Cara promosi yang unik dan creative sekali.

Buruan tonton filmnya dan post mengenaik filmnya mengunakan #SebarkanBungaLily

Terima kasih Mas Indra Birowo dan segenap pemain untuk filmnya. Kami tunggu film-film penuh kejutan selanjutnya! Tetap berkarya :D


Sofi Meloni







2 comments:

  1. Saya boleh tanya tanya tentang ceritanya ? Saya tertarik sekali tapi belum menonton

    ReplyDelete