[Review] 3 Nafas Likas Film

Film dengan tema tempo dulu, ini yang bikin gue mutusin buat nonton film ini.
Udah gitu yang main Atiqah & Vino yang kemampuan actingnya nggak perlu diragukan lagi ya...

Pertama kali tahu film ini dari Trailer pas nonton film yang lain.
Dari Trailernya aja udah berhasil bikin gue dan temen gue sama-sama comment, "Kita harus nonton film ini!"



Filmnya tentang apa?
Sama kayak judulnya, 3 Nafas Likas, film ini tentang Likas.
Sinopsis filmnya berhasil ngegambarin isi cerita dalam porsi yang pas (nggak kayak sinopsis film kebanyakan yang hampir ngasih tahu semua isi cerita)

"Kisah dalam 3 Nafas Likas ini berlangsung dari tahun 1930 sampai dengan tahun 2000. Melalui masa perang kemerdekaan, pergolakan revolusi era 60-an hingga masa kejayaan perekonomian Indonesia dan berlatar di dua lokasi ; Sumatera Utara dan Ottawa-Kanada.
 
Bercerita tentang seorang perempuan istimewa bernama LIKAS dalam menjalani hidupnya yang luar biasa dan kemudian meraih berbagai pencapaian dan keberhasilan, karena ia memegang teguh janji kepada tiga orang terpenting dalam hidupnya, ayahnya, NGANTARI, kakaknya, NJOHRE dan suaminya, JAMIN. Janji yang kemudian selalu berada dalam setiap tarikan nafasnya. Nafas yang memberikan ruh dan semangat dalam setiap tindakan, serta keputusannya. Keputusan yang lahir atas janjinya untuk terus berjuang dan kerinduan atas cinta."
 
Banyak unsur budaya di film ini dan menarik banget untuk diikutin.
Ceritanya tentang LIKAS, seorang perempuan yang hidup dari tahun sebelum kemerdekaan sampe masa-masa setelah kemerdekaan.
 
Ini tentang cerita cinta bukan?
Porsi tentang romansa memang cukup besar dalam film ini.
 
Apa film ini soal emansipasi wanita? Soalnya dari trailernya kayaknya gitu.
Bisa dibilang gitu meskipun "woman power" dalem film ini bukan yang tingkat extreme.
 
Bagus atau Nggak?
Bagus!
 
Apanya?
Pengambilan gambar sepanjang film.
Poster Filmnya! Keren banget.
Acting pemainnya.
Pengambaran suasananya.
Temanya.
Cerita asli dibalik film ini - saya jadi kagum sama ibu Likas dan Bapak Jamin.
 
Nggak ada jeleknya?
Beberapa hal yang mungkin bisa diperbaiki dan disajikan lebih baik.
1. Pas ibu LIKAS yang sudah berusia bercerita itu dubbing sama gerakan mulut nggak sinkron banget. Jadi kurang dapet feel'nya.
2. Saat ibu LIKAS mulai berusia, sang suami keliatannya masih muda terus. Bahkan rambut aja masih gaul dna hitam pekat. Jadinya ibu LIKAS keliatan tua - terutama pas scene mereka datang ke acara setelah mereka punya anak ke empat. Vinonya kegantengannya mengalahkan mukanya yang ditua2in sih.
3. Cerita dari awal sampe akhir terasa datar. Kayaknya nggak ada konflik utama yang berarti. Rasanya flat-flat aja sampe akhir.
4. Agak jomplang ekpektasi dari nonton trailer sama nonton film aslinya. Pas nonton trailer, perkiraannya filmnya bakalan berkisar tentang woman power. Pas nonton film, memang ada undur woman powernya tapi jika dianalisa lebih dalam, ada beberapa adengan yang nunjukin kalau LIKAS pada dasarnya adalah wanita yang membutuhkan Jamin sebagai suaminya dan butuh berada di sisi suaminya (saya nggak bilang ini salah) cuman jadi mengurangi esensi woman power aja karena sepanjang film si LIKAS kayak cenderung nyari suaminya terus kemana-mana.

Sekian dulu reviewnya soal film ini.
Mungkin karena filmnya bagus namun cenderung flat jadi kurang banyak yang bisa dikomentari.

Terima kasih Ibu LIKAS dan Bapak JAMIN atas cerita cintanya yang indah dan inspiratif.
 
Selamat menyaksikan.


0 comments:

Post a Comment