[REVIEW] Marmut Merah Jambu Film


"Marmut Merah Jambu?"
"Memangnya ada yang namanya marmut merah jambu? Maksudnya apaan sih?"

Itu juga yang gue pikirin pas pertama kali liat poster film Raditya Dika yang terbaru.
Posternya unyu-unyu kalau kata anak alay zaman sekarang. Hahaha…
Langsung aja ya tanpa banyak basa basi lagi.


Film tentang apa sih? lucu-lucuan aja ya?

Jawabannya: coba deh baca deskripsi trailernya.
Intinya film ini kayak flash back kisah cinta marmut (bukan monyet) si Dika.
Lucu-lucuan? mau tau aja atau mau tau banget (Astaga.. kenapa gue jadi ikutan jadi anak alay zaman sekarang).
Yang namanya film karya Raditya Dika kalau nggak ada lucu nya kayaknya mirip makanan rumah sakit.


Radit’nya ikutan main?

di posternya aja udah ada mukanya sebesar itu.

Ceritanya sama persis sama yang ada di novelnya ya?

Kalau ini gue kurang tahu karena gue sendiri belum baca bukunya.
Mungkin mirip tapi nggak sama persis kali ya.


Setelah nonton kesannya gimana?
Nggak ada kekurangannya sama sekali?
Jadi marmut merah jambunya dimana?

Filmnya menghibur. Genrenya beda sama film Indonesia yang banyak berada di pasaran. 
Humornya berkualitas dan ditampilinnya rapih alias nggak maksa.
Jalan ceritanya simple tapi ngena banget.


Namanya kritik kalau nggak ada jadi kurang garing (eh ini mah keripik kali).
Kekurangannya nggak banyak dan masih bisa ditolerasi.

Menurut gue beberapa hal yang bisa diperbaiki.

1. Bertus dewasanya nggak se lucu Bertus ABG.
Mungkin karena Bertus dewasa yang meranin emang terkenal dengan tampang serius kali ya.  
Mungkin juga karena Bertus ABGnya kadar kocaknya udah tingkat akut.

2. Dika ABGnya nggak se lucu DIka Dewasa.
Kebalikannya dari Bertus, Dika ABG kesannya agak-agak serius gimana gitu. Mana matanya berair terus. Kalau Dika dewasa meskipun pendiam tapi muka dan ekspresinya bisa bikin penonton ketawa-ketawa. Beda saya sama Dika ABG yang kayaknya serius dan sedih mulu. Hahaha.

3. Cindy dewasa badannya menciut.
Cindy ABG keliatan badannya lebih besar dari Cindy dewasa. Tapi nggak apa-apa juga, dua duanya sama - sama cantik.

4. Ada beberapa humor yang agak dipaksakan.
Misalnya pas Bertus dan Dika mau masuk klub eskul. Banyak alasan-alasan lucu-lucuan yang bikin mereka nggak jadi masuk klub. Misalnya klub bahasa binatang dan tawaran jadi genteng? Humornya kurang halus menurut gue di sini. Tapi tetep lucu juga sih #galaudeh (yah gue jadi anak alay lagi).

5. Plot dan sebab akibat Bertus dan Dika mau bikin club detektif juga kayak buru-buru.
Pas nonton jadi berasa “apaan si”. Belum lagi pas Cindy tiba-tiba ngikutin mereka dan akhirnya ikutan gabung. Sebenernya apa motif si Cindy?

6. Teka-teki Iblis di tembok sekolah.
Sampai akhir cerita nggak terlalu dapet sih pesan apa yang mau disampaikan. Mungkin bakalan lebih bagus kalau kalimatnya di zoom lagi dan dibacain secara jelas pesannya.

7. Persahabatan Bertus dan Dika pas mereka dewasa.
Agak aneh pas Dika selesai cerita dia buka buku tahunan SMA buat cari nomor Bertus. Loh bukannya mereka sahabatan sampe nginep-nginepan. Masak selesai SMA langsung nggak temenan lagi dan Dika cuman punya kontak bertus dari buku tahunan.

8. Michael yang ternyata mempunyai profesi sebagai….
Selesia gue nonton film ini, ada anak ABG komentar dan nanya sama temennya “BTW itu si Michael jadi ini-nya Ina?” dan si teman pun menjelaskan. Mungkin profesinya diperjelas dengan si Michael megang nampan?


Kelebihannya apa dong?

1. Bertus ABG yang lucu banget.
Setiap scene ada dia pasti suara ketawa mengelegar di seluruh antero bioskop. Good job Boy!

2. Animasi (namanya animasi kali ya?) pas ending bagus dan kreatif banget.
Animasi dan gambar-gambar yang ada bikin jadi tertarik buat liat nama-nama yang dimunculin pas ending. Beda banget sama film kebanyakan yang biasanya layar item dan tulisan putih berderet naik.

3. Joke-nya lucu.
Humor yang disajikan segar dan lucu.

4. Akting Raditya Dika yang oke.
Doi diem aja udah lucu. Hahaha. BTW itu acting atau emang orangnya gitu ya?

5. Ide ceritanya segar.
Meskipun tema utama yang diangkat masa SMA tapi film ini bisa dinikmati semua umur. Gue aja yang udah dewasa (ce ileeee) ikut nikmatin.

6. Cameonya yang banyak.
Ada mas ANCA! Halo mas Anca! :D

7. Pengambilan gambar dan pemilihan warnanya bagus (gue nggak tahu apa ini namanya kalau di dunia per film’an).
Warna gambar secara keseluruhan segar- sesegar filmnya-. Warna-warnanya nyala dan enak buat diliat.

8. Humor Alami
Humor paling alami yang gue suka adalah pas malam ulang tahun Ina, pas si Bertus keceplosan "cieee". Hahaha!

9. Kata-kata Dika di endingnya yang ngena banget.
Cuman 2 kata tapi kena banget, “berhenti yuk” - I am seriously in love with this line.


Intinya, menurut gue filmnya ini patut buat ditonton. Cocok buat melepaskan penat dna kebosanan kalau sukanya nonton film yang itu itu aja. Recomended deh!


Udah dulu ya. Kalau lu kurang setuju, nggak setuju, atau mungkin setuju banget, silahkeun tinggalkeun komen di bawah ini.
Anak alay mau dengerin musik dulu. Bye!


Makannya nonton biar bisa ‘ngeh’

Nih gue kasih foto Bertus.




4 comments:

  1. Aku juga bener2 jatuh cinta sama kata "berhenti yuk" itu hehehhee

    Btw reviewnya bagus

    ReplyDelete
  2. Aku juga bener2 jatuh cinta sama kata "berhenti yuk" itu hehehhee

    Btw reviewnya bagus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anjay komen 2018 wkwkwk, apa kabar bang sekarang?

      Delete
  3. Bang gw dari 2021 apa kabar lu wkwkwk

    ReplyDelete