[REVIEW] Magic Hour Film


Hujan. Hal itu merupakan salah satu point menarik yang ditampilkan pada trailer film Magic Hour yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk menonton film satu ini Film romance yang diadaptasi dari novel karya Tisa S & Stanley Meulen mempunyai trailer yang cukup menarik namun juga mengundang banyak sekali pertanyaan.


Trailernya bisa dilihat seperti di bawah ini.



Poster yang dihadirkan tidak kalah misterius dibanding dengan trailernya. Sampai saya sendiri memperkirakan bahwa mungkin film ini merupakan film tentang keajaiban pemutaran ulang waktu karena judulnya yang "magic hour". Ternyata dugaan saya..... kurang tepat.


Jadi filmnya tentang apa?
Film ini mengangkat tentang kisah cinta. Ceritanya dimulai dengan menyoroti tokoh bernama Raina, seorang gadis pencinta hujan dan pengantar bunga, yang terpaksa membantu Gweny menemui Dimas sebagai Gweny. Sebuah kecelakaan menimpa Raina dalam perjalanannya menemui Dimas. Kemudian pada pertemuan yang direncanakan selanjutnya, sejak awal pertemuan mereka Dimas sudah menyadari kalau Raina adalah Raina bukan Gweny. Dimas dan Reina akhirnya berteman kemudian semakin dekat pasca pertemuan mereka. Reina memiliki seorang sahabat bernama Toby yang ternyata sudah memendam rasa terhadap Raina sejak dulu. Lalu bagaimana dengan Gweny dan juga Toby? Penasaran? Silahkan nonton langsung filmnya di bioskop kesayangan anda.


Filmnya sedih ya?
Genre yang diangkat memang cenderung sendu.

Bagus?
Saya suka dengan trailernya dan bagaimana Reina digambarkan begitu mencintai hujan. Hubungan di antara Reina, Gweny, dan juga miminya Gweny digambarkan dengan cukup jelas. Karakter mimi Gweny tergolong unik dan memorable.  Salah satu setting tempat yang romantis adalah di bagian ayunan. Jalan ceritanya tidak biasa karena dimulai dengan sebuah adegan kecelakaan yang mengerikan kemudian baru berpindah pada scene-scene yang lebih ringan dan manis. Selain itu banyak bagian-bagian yang tidak tertebak. Efek kejutan yang diberikan menjelang akhir cerita juga sangat tidak tertebak.


Jadi bagus?
Ada beberapa hal yang membuat film ini terasa kurang smooth secara penyampaian. Scene-scene awal dibangun dengan sangat baik namun saat sampai ke bagian tengah terasa sangat panjang dengan sebab akibat yang kurang bisa diterima dengan baik. Gweny yang mendadak jatuh cinta sama Dimas setelah pertemuan pertama mereka. Kemudian Gweny yang mendadak marah-marah pada Raina saat Dimas mengatakan kalau gadis yang ingin ia nikahi adalah Raina (maaf spoiler) rasanya seperti agak lebay. Menjelang bagian akhir, kemunculan sosok baru yang seakan-akan menyelesaikan semua masalah juga terkesan terlalu dipaksakan agar penonton terkejut. Bagaimana Dimas dan Reina akhirnya saling jatuh cinta juga sebenarnya tidak terlalu terasa.


Selain itu?
Saya suka sekali dengan karakter Raina. Michelle Ziudith memainkan peranannya dengan baik sekali. Dia cantik, dialog-dialog yang diucapkan terasa pas bahkan kesedihannya juga bisa disampaikan kepada penonton dengan baik. Scene dimana Reina menari di bawah hujan dan juga menanggis di arena pasar malam terasa menyentuh sekali.

Saya jelas akan menunggu film-film Michelle selanjutnya!


Terima kasih Screenplay Production untuk filmnya!
Kami tunggu karya-karya berikutnya.

Sofi Meloni



1 comments:

  1. Saya ingin nanya nama peran dimas anggara pada karakter kembaran nya si dimas, apa nama nya dimas juga?

    ReplyDelete